v BAGAIMANA KONDISI KERUKUNAN
UMAT BERAGAMA SAAT INI
Di Indonesia saat ini agama yang di akui ada lima (agama) yaitu Islam
sebagai mayoritas, Christian, Katholik, Budha, & Hindu. Jika dilihat secara
luas kerukunan umat beragama masih terjaga khususnya di negara ini. Ini akan
menjadi harapan seluruh bangsa Indonesia, agar tidak dapat dengan mudah di
pecah-belah (di adu domba) sehingga Persatuan & Kesatuan tetap terjaga.
Kita tentunya tidak ingin mengalami hal yang sama dengan beberapa negara lain
yang saat ini sedang berkonflik. Tapi menurut saya kondisi kerukunan beragama
pada saat ini masih dibilang labil. Karena masih ada saja konflik atau kasus
yang terjadi. Sebagai contoh perizinan pendirian gereja yang di tolak
permerintah atau masyaratakat sekitar. Tetapi masih ada di Indonesia yang
persatuan dan kesatuannya masih tetap terjaga. Yaitu terdapat di NTT. Di NTT
pada peringatan hari besar islam yaitu raya idul fitri semua masyarakat yang
beragama islam melakukan ibadah sholat, dan itu dilindungi atau dipagari oleh
masyarakat yang beragama no muslim (kristen). Supaya ibadah menjadi aman dan
khusyu. Dan setelah selesai ibadah sholat idul fitri semua masyarakat yang
beragama islam merayakannya juga bersamaan dengan masyarakat non muslim (kristen),
dengan melakukan jabat tangan.
v PENDAPAT SAYA TENTANG SEKTE YANG DIANGGAP SESAT
Sekte yang dianggap sesat atau ajaran yang menyimpang dari ajaran agama yang asli. Kemunculan aliran tersebut dengan berbagai perilaku beragama yang berbeda-beda. Ada sekedar berkumpul dan bersemedhi sampai ada yang menyelenggarakan bunuh diri massal. Ada yang bersifat tidak merugikan akan tetapi ada yang sangat merugikan orang lain dengan tindakan-tindakan kekerasan. Masyarakat Indonesia pun tidak lepas dari fonemena ini, masih lekang dalam ingatan kasus Lia Aminuddin dengan Gerakan Taman Edennya, gerakan ingkar sunnah atau Quran Suci, sekte hari kiamat, ahmadiyah, aliran bahai, dll. Nah Sikap kita selama ini dalam menyikapi kemunculan aliran-aliran dan sekte-sekte cenderung selalu mempersalahkan para penganut aliran tersebut atas keinginannya dan kegiatannya ikut dalam aliran atau sekte-sekte tersebut, kita terkadang hanya menertawakan, mengutuk bahkan tidak jarang kita menggunakan pendekatan kekerasan dalam menghadapi fenomena ini. Dan kita tidak pernah melakukan evaluasi terhadap sikap dan pendekatan yang kita lakukan itu. Apakah menyelesaikan masalah, membuat para panganut aliran tersebut sadar dan kembali kepada ajaran agama yang murni atau justru mereka semakin yakin dengan kepercayaan yang mereka anut (kebanyakan penganut aliran atau sekte yang dianggap terlarang mengikuti filosofi paku – semakin kita tekan/pukul semakin menancap dengan kokoh). Maka tidak jarang pendekatan yang kita lakukan justru menumbuhkan rasa militansi dalam diri mereka. Jadi perndapat saya kita harus mejauhi sekte atau ajaran sesat. Karena itu dapat menimbulkan penyeselan atau kerguian terhadap diri kita sendiri dan terhadap orang lain. Dan itu juga tergantung kepada seberapa besar keyakinan kita dan percaya diri terhadap ajaran agama yang asli yang kita anut.
Sekte yang dianggap sesat atau ajaran yang menyimpang dari ajaran agama yang asli. Kemunculan aliran tersebut dengan berbagai perilaku beragama yang berbeda-beda. Ada sekedar berkumpul dan bersemedhi sampai ada yang menyelenggarakan bunuh diri massal. Ada yang bersifat tidak merugikan akan tetapi ada yang sangat merugikan orang lain dengan tindakan-tindakan kekerasan. Masyarakat Indonesia pun tidak lepas dari fonemena ini, masih lekang dalam ingatan kasus Lia Aminuddin dengan Gerakan Taman Edennya, gerakan ingkar sunnah atau Quran Suci, sekte hari kiamat, ahmadiyah, aliran bahai, dll. Nah Sikap kita selama ini dalam menyikapi kemunculan aliran-aliran dan sekte-sekte cenderung selalu mempersalahkan para penganut aliran tersebut atas keinginannya dan kegiatannya ikut dalam aliran atau sekte-sekte tersebut, kita terkadang hanya menertawakan, mengutuk bahkan tidak jarang kita menggunakan pendekatan kekerasan dalam menghadapi fenomena ini. Dan kita tidak pernah melakukan evaluasi terhadap sikap dan pendekatan yang kita lakukan itu. Apakah menyelesaikan masalah, membuat para panganut aliran tersebut sadar dan kembali kepada ajaran agama yang murni atau justru mereka semakin yakin dengan kepercayaan yang mereka anut (kebanyakan penganut aliran atau sekte yang dianggap terlarang mengikuti filosofi paku – semakin kita tekan/pukul semakin menancap dengan kokoh). Maka tidak jarang pendekatan yang kita lakukan justru menumbuhkan rasa militansi dalam diri mereka. Jadi perndapat saya kita harus mejauhi sekte atau ajaran sesat. Karena itu dapat menimbulkan penyeselan atau kerguian terhadap diri kita sendiri dan terhadap orang lain. Dan itu juga tergantung kepada seberapa besar keyakinan kita dan percaya diri terhadap ajaran agama yang asli yang kita anut.
0 komentar:
Posting Komentar